Sejarah Panenka, Cara Dingin Hakimi Memulangkan Spanyol

Sejarah  

Bayangkan beban di pundak pemain belakang Timnas Maroko, Achraf Hakimi pada tos-tosan adu penalti melawan Spanyol semalam. Bukan hanya Maroko, seantero wilayah Timur Tengah, seantero benua Afrika, semua warga Arab menggantungkan harapan mereka pada pemain tersebut. Maroko satu-satunya harapan mereka yang masih tersisa di Piala Dunia 2022 kali ini.

Teriakan-teriakan suporter Maroko membahana memenuhi Stadion Education City di Ar-Rayyan, Qatar. Manusia seantero jagad menyaksikan dan menantikan aksinya.

Sekali helaan napas, Hakimi berlari pelan menuju titik putih. Ia tunggu indikasi pergerakan kiper Spanyol Unai Simon. Firasat Hakimi benar saja, Simon nampak bergerak ke bagiana kirinya. Dengan kepala dingin, ia cukil bola sepak menjadi lambungan rendah yang mengalir pelan menuju tengah gawang. Simon tertipu, bola masuk.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Achraf Hakimi menaklukkan kiper Spanyol dengan tendangan Panenka di Stadion Education City, Al-Rayyan, Qatar, Selasa (6/12/2022). (AP Photo/Julio Cortez)
Achraf Hakimi menaklukkan kiper Spanyol dengan tendangan Panenka di Stadion Education City, Al-Rayyan, Qatar, Selasa (6/12/2022). (AP Photo/Julio Cortez)

Hakimi santai, kemudian merayakan dengan tarian penguin. Sementara Fès, Casablanca, Marrakech, Rabat, meledak dalam suka cita. Timur Tengah meledak dalam suka cita. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tim dari negara Arab maju ke babak perempat final Piala Dunia.

Lambungan bola Hakimi tak setinggi biasanya teknik itu dijalankan. Tapi para pandit sepak bola kebanyakan sepakat ia masuk kategori Panenka.

Teknik itu pertama kalinya dipraktikkan di kompetisi internasional oleh pemain Cekoslowakia Antonin Panenka dalam adu penalti melawan Jerman Barat pada Euro 1976. Cekoslowakia kemudian keluar sebagai juara saat itu.

Panenka menuturkan, teknik itu lahir dari kebiasaannya berlatih di klub Bohemians bersama penjaga gawang Zdeněk Hruška. Dalam latihan adu penalti, ia dan Panenka kerap bertaruh coklat dan bir. Lebih banyak kalah, Panenka kemudian putar otak agar bisa menaklukkan Hruška sehingga lahirlah teknik menendang penalti tersebut.

Panenka sudah beberapa kali menggunakan teknik itu di liga lokal. Tapi masa itu berbeda, tak ada Youtube. Bagian dunia lain sama sekali belum pernah melihat teknik Panenka.

Eurosport melansir, Panenka sudah menuturkan rencananya menggunakan teknik tersebut pada final Euro 76 kepada kiper Cekoslowakia Ivo Viktor malam hari sebelum final. Viktor melarangnya namun Panenka bergeming. Kiper Jerman Barat saat itu, Sepp Maier hanya bisa menatap bola masuk saat tertipu melompat lebih dulu ke bagian kanannya.

Tak banyak pemain yang berani melakukan seperti yang dilakukan Panenka. Sepanjang sejarah Piala Dunia, puncak helatan sepak bola dunia, hanya dua pemain selain Hakimi semalam yang berani mengambil teknik menendang penalti penuh resiko tersebut sejauh ini. Pertama legenda Prancis Zinedine Zidane dalam pertandingan final melawan Italia pada Piala Dunia 2006 serta pemain Uruguay Sebastian Abreu pada adu penalti melawan Ghana di Piala Dunia 2010. Dalam ketiga kesempatan itu, kiper selalu melompat ke bagian kiri penendang penalti.

Panenka kerap melambangkan kepercayaan diri tingkat para tinggi pelakunya. Dan Ashraf Hakimi telah mencatatkan namanya dalam jajaran elite tersebut, lewat pertandingan yang teramat spektakuler pula.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Tentang sejarah Tanah Air, dunia, dan peradaban Islam.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

Kategori

× Image