Agama

Sejarah Kuno Apokaliptika dan Sikap Islam Terhadapnya

Apokaliptika, alias kisah soal akhir dunia sedianya adalah juga kisah soal perjalanan umat manusia. Sejak sejarah dituliskan, berbagai kebudayaan memiliki versi sendiri-sendiri soal apa yang bakal terjadi pada akhir dunia.

Di mitologi Norse, akhir zaman tersebut dinamai Ragnarok alias Senjakala Para Dewata. Dalam Prosa Edda yang disusun pada abad ke-13 merujuk kepercayaan kuno Nordik, pada akhir zaman para dewa akan bertempur melawan pasukan raksasa, saling menghabisi selepas kejadian tewasnya Baldur, salah satu di antara para dewa. Perang besar itu akan membakar seantero dunia tanpa sisa.

Sementara peradaban Maya dari rumpun Mesoamerika memunculkan siklus 5.000-an tahun yang mana bumi akan mengalami bencana besar. Tenggat tersebut sempat dipercayai jatuh pada 21 Desember 2012 dan menimbulkan kehebohan di rerupa pemberitaan. Nyatanya, tanggal tersebut berlalu tanpa ada peristiwa signifikan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kalender Batu Matahari peradaban Mesoamerika. (National Museum of Anthropology and History, Mexico City).
Kalender Batu Matahari peradaban Mesoamerika. (National Museum of Anthropology and History, Mexico City).

Dalam tradisi Zoroaster, merujuk teks Avesta, akhir dunia juag dimulai dengan pertempuran besar antara kekuatan kabaikan dan kejahatan. Dalam pertempuran yang memusnahkan umat manusia itu, kebaikan akan menang dan seluruh manusia akan dibangkitkan kembali untuk dihakimi. Mereka-mereka yang dinilai baik merujuk penghakiman tersebut akan hidup berkecukupan dalam damai, berbicara dalam satu bahasa, hidup tanpa batas-batas wilayah.

Dalam Hinduisme, menurut Vishnu Purana, saat ini umat manusia tengah hidup pada masa yuga ketiga alias Kali Yuga yang akan berlangsung selama 432 ribu tahun. "Status sosial dicapai bukan berdasarkan prestasi, tetapi kepemilikan benda-benda; kekayaan dinilai sebagai sumber kabaikan; syahwat dan kemewahan jadi pengikat satu-satunya pasangan suami-istri; kepalsuan dan kebohongan jadi kunci kesuksesan; seksualitas jadi sumber kesenangan manusia; ritual-ritual agama dijalankan secara kosong tanpa siritualitas."

Di ujung Yuga keempat ini, akan datang inkarnasi Wisnu yang dikenal dengan nama Kalki. Ia akan memimpin pasukan dalam jumlah besar dan menghabisi semua dosa di bumi. Perang besar itu pada akhirnya akan memunculkan yuga selanjutnya, yakni Satya Yuga, yang merupakan yuga asal. Manusia akan hidup dalam kebaikan pada rentang masa ini hingga kemudian waktu berputar lagi dan siklus empat yuga diulang terus menerus.

Dalam Islam, singkatnya, akhir zaman juga akan ditandai terlebih dahulu dengan kerusakan moral, tirani, pengabaian agama, seksualitas yang diumbar, kebohongan, dan pembunuhan-pembunuhan, serta kerapnya perang dan bencana alam. Keadaan ini kemudian diikuti kedatangan Dajjal yang menghimpun pasukan dan akhirnya memicu kedatangan Imam Mahdi dan/atau Isa Almasih.

Kekalahan Dajjal akan disusul dengan masa penuh kesejahteraan dan kebaikan. Selepas itu baru kehancuran dunia terjadi. Seluruh manusia kemudian akan dibangkitkan kembali serta ditimbang amal baik dan buruknya untuk menuju surga atau neraka.

Sejumlah tradisi-tradisi dunia juga sekte-sekte apokaliptika modern mengaitkan apokaliptika dengan keputusasaan. Kendati demikian, Islam punya pendekatan berbeda.

"Bila tiba jamnya (hari akhir) dan masih ada bibit pohon di tanganmu, tanamlah bibit itu meski hanya sedetik tersisa sebelum hari akhir ditetapkan," sabda Rasulullah SAW yang disampaikan Anas bin Malik dan dishahihkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Umat Islam diperintahkan untuk terus beramal baik dan mengharapkan kebaikan, kapanpun kiranya nanti kiamat datang.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Tentang sejarah Tanah Air, dunia, dan peradaban Islam.