Benarkah Pembunuhan Politik Jarang Terjadi di Jepang?

Sejarah  

Pembunuhan mantan perdana menteri Jepang Abe Shinzo menimbulkan riak yang mengejutkan dunia. Terlebih, Jepang dinilai sebagai negara yang relatif stabil dalam segala aspek kehidupan. Tapi benarkah pembunuhan politik di Jepang jarang terjadi? Mari cek faktanya.

Tetsuya Yamagami, penembak mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe saat diringkus tak jauh dari lokasi penembakan di Nara, Jepang, Jumat (8/7/2022). (Katsuhiko Hirano/The Yomiuri Shimbun via AP) 
Tetsuya Yamagami, penembak mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe saat diringkus tak jauh dari lokasi penembakan di Nara, Jepang, Jumat (8/7/2022). (Katsuhiko Hirano/The Yomiuri Shimbun via AP)

Sebelum Perang Dunia II, pembunuhan perdana menteri baik yang masih menjabat atau sudah lengser ternyata tergolong kerap terjadi. Hugo Dobson dan Kristian Magnus Hauken dari University of Sheffield dalam artikel di the Conversation mencatat, sepanjang 1920 sampai 1930 fenomena ini justru sering terjadi. Di antara yang dibunuh adalah Hara Kei, Hamaguchi Osachi, Inukai Tsuyoshi, Takahashi Korekiyo, dan Saitō Makoto.

Sementata saat Abe pertama kali menjabat perdana menteri, pernah juga terjadi pembunuhan terhadap politikus. Diantaranya terhadap wali kota Nagasaki Ito Iccho yang ditembak mati anggota kelompok kriminal Yamaguchi-gumi pada 2007. Penembakan itu terkait hal sepele, yakni sengketa pembayaran kerusakan mobil.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pengganti Ito Iccho, Motoshima Hitoshi juga pernah nyaris meninggal saat coba dibunuh anggota kelompok ekstrem sayap kanan pada 1990-an. Kelompok itu meradang saat Hitoshi menyatakan bahwa Kaisar Hirohito bertanggung jawab atas Perang Dunia II.

Pada 2006, pemimpin senior Partai Demokrat Liberal Kato Koichi juga mengalami percobaan pembunuhan dari kelompok sayap kanan. Saat itu Kato Koichi mengkritisi kunjungan PM Koizumi Junichiro ke Kuil Yakuzumi yang kontroversial.

Pada 1960, kakek Abe, Kishi Nobusuke juga jadi sasaran percobaan pembunuhan politik. Di tahun yang sama, pjmpinan Partai Sosialis Jepang, Asanuma Inejiro meninggal ditusuk mahasiswa ultranasionalis. Inejiro dikenal lantang mengkritik hubungan Jepang-AS serta berupayaembangun relasi dengan negara-negara komunis di Asia.

Ekstremisme politik juga tercatat di Jepang pada 1970-an saat penulis Mishima Yukio gagal melakukan kudeta. Yang bersangkutan kemudian tewas melakukan seppuku alias bunuh diri ritual setelah kudeta gagal tersebut. Masa-masa itu juga mencatat munculnya gerakan teror Tentara Merah yang terdiri dari para mahasiswa revolusioner di Jepang. Sementara pada 1995, sekte keagamaan Aum Shinrikyo melancarkan serangan gas sarin di Tokyo yang membunuh 14 orang dan melukai seribu lebih.

Pada akhirnya, jika tak bisa dibilang sering, pembunuhan politik bukan tanpa preseden di Jepang.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Tentang sejarah Tanah Air, dunia, dan peradaban Islam.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

Kategori

× Image