Misteri-Misteri Borobudur
Candi Borobudur, kuil Buddha kuno yang kini tiket masuknya jadi mahal betul itu terkenal sebagai salah satu ikon pariwisata dan keagamaan di Indonesia. Bangunan menakjubkan tersebut diperkirakan mulai dibangun pada abad ke-19, di masa berkuasanya Dinasti Sailendra di Jawa.
Diabaikan pada abad ke-14, stupa raksasa itu sempat lama terabaikan dan ditelan bumi setelah kemudian digali kolonial Inggris kemudian Belanda sejak 1814 hingga awal abad ke-20. Sejak itu, setelah penggalian dan penelaahan ekstensif, masih banyak misteri soal candi agung tersebut. Berikut diantaranya.
Siapa yang membangun?
Hingga saat ini, tak ditemukan satupun catatan arkeologis dalam bentuk apapun soal pembangunan Candi Borobudur. Para ilmuwan, menggunakan rerupa metode ilmiah hanya bisa memerkirakan bahwa ia dibangun pada periode di antara 760-an hingga 830-an Masehi.
Candi itu diperkirakan dibangun selama 75 tahun dan pungkas pada 820-an di masa kekuasaan Samaratunga yang menguasai wilayah Sailendra hingga Sriwijaya di Sumatra.
Mengapa diabaikan?
Saat mulai digali para ilmuwan kolonialis, Borobudur hampir sepenuhnya tertutup tetumbuhan dan abu vulkanik. Namun, tak ada juga catatan arkeologis soal mengapa kuil sebegitu besar diabaikan begitu saja oleh warga sekitar.
Teori yang beredar adalah terkait perpindahan ibu kota Kerajaan Medang yang dipimpin Mpu Sinduk pada perpindahan milenum pertama ke milenium ke-dua Masehi. Pada pertengahan abad ke-14, kuil itu masih jamak diketahui, seperti terekam dalam Nagarakertagama yang ditulis Mpu Prapanda pada masa Majapahit.
Namun setelah itu, rekaman soal Borobudur menghilang. Teori selanjutnya memerkirakan perpindahan agama besar-besaran warga Jawa ke agama Islam jadi alasan lain pengabaiakn situs tersebut.
Relief tersembunyi
Saat direstorasi pada 1890, fotografer Kassian Chepas sempat mengabadikan sedikitnya 160 panel relief yang disembunyikan di dasar Borobudur. Relief-relief itu sebenarnya ditutupi konstruksi bebatuan namuan dibongkar dalam upaya restorasi tersebut.
Relief yang kemudian dinamai Karmawibhangga tersebut menggambarkan tindakan-tindakan asusila serta kejahatan-kejahatan keji serta akibat dari tindakan-tindakan tersebut. Tak diketahui mengapa relif-relif itu ditutupi para pembangun Borobudur.
Satu teorinya, Merujuk arkeolog Professor Agus Aris Munandar, dari Universitas Indonesia, ada kesalahan dalam pembangunan Borobudur sehingga dasarnya harus ditambahi agar tetap utuh konstruksinya. Teori lainnya, relief di bagian dasar itu memang sengaja ditutupi dengan alasan relijius.
Di atas danau?
Arsitektur Borobudur jika dilihat dari atas menyerupai Bunga Teratai, tanaman air yang disucikan dalam agama Buddha. Lokasi pembangunannya juga unik karena tak seperti kuil lain, Borobudur dibangun di atas undakan.
Dalam penemuan terkini, Borobudur diyakini para ilmuwan berdiri di lokasi danau purba. Dosen Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta, Helmy Murwanto dilansir ugm.ac.id memaparkan keberadaan danau purba itu dapat dikenali melalui singkapan endapan danau berupa lempung hitam yang tersingkap.
Pada masa Plistosen, sekitar 10 ribu tahun yang lalu, danau itu meliputi wilayah yang sangat luas. Namun pada masa pembangunan Candi Borobudur serta Candi Mendut dan Pawon yang saling terhubung, danau itu sudah mengering sebagian.