Daftar Panjang Teror Rasialis Kulit Putih
Dekade kedua milenium baru menandai kebangkitan gerakan supremasi kulit putih di seantero negara-negara dengan mayoritas kaukasoid. Para pelaku penembakan masal bermotif rasial yang menyasar berbagai kelompok minoritas non-kulit putih juga menjadi-jadi. Yang terkini, 10 warga Afrika-Amerika dibunuh dengan keji di Buffalo, New York, Amerika Serikat.
Para pelaku bertingkah berlandaskan teori konspirasi bahwa ras kulit putih Eropa yang mereka anggap paling mulia di muka Bumi tengah terancam keberadaannya. Berikut daftar panjang kekejian para teroris supremasi kulit putih yang mengemuka sejak 2010.
Pembantaian di Utøya (2012)
Pada 22 Juli 2012, seorang penganut paham supremasi kulit putih dan ekstremis sayap kanan, Anders Behring Breivik menyerbu perkemahan pemuda di Utøya, Norwegia, serta menyebar sejumlah bom di Oslo. Brevik menembak mati 67 remaja dan membunuh 8 lainnya dengan bom sebagai bagian kampanye antiimigran yang ia lancarkan.
Penembakan Gereja Charleston (2015)
Pada 17 Juni 2015, Dylann Roof menembak mati sembilan warga Afrika-Amerika di Charleston, South Carolina, Amerika Serikat. Dylann Roof diketahui menuliskan manifesto soal kejayaan kulit putih Eropa sebelum melakukan penembakan. Ia juga menyimpan Bendera Konfederasi yang sejak lama punya konotasi dengan perbudakan kulit hitam di Amerika Serikat.
Penembakan Masjid di Quebec (2017)
Pada 29 Januari 2017, seorang teoris supremasi kulit-putih dan nasionalis sayap kana, Alexandre Bissonnette, melakukan penembakan saat jamaah sedang bersembahyang di Islamic Cultural Center di Quebec, Kanada. Sebanyak enam jamaah gugur dalam serangan itu dan 19 lainnya terluka.
Penembakan Sinagog Pittsburg (2018)
Pada 27 Oktober 2018, Robert Gregory Bowers melakukan penembakan masal di sinagog di Squirrel Hill, Pittsburg, Pennsylvania, AS. Bowers diketahui kerap mengunggah komentar-komentar antisemitisme. Sebelas warga Yahudi dibunuh dalam kejadian itu dan enam lainnya terluka.
Penembakan Masjid di Christchurch (2019)
Pada 15 Maret 2019, seorang teroris sayap kanan, Brenton Harrison Tarrant merekam dan menyiarkan secara langsung aksinya melakukan penembakan di Masjid an-Noor di Christchurch, Selandia Baru yang berlanjut ke Lindwood Islamic Center. Tarrant membunuh 51 Muslim dan melukai 40 lainnya. Manifesto yang ditulis Tarrant menunjukkan pengaruh neo-Nazi dan antiimigran serta anti-Islam.
Pembantaian El Paso (2019)
Pada 3 Agustus 2019 serangan teroris sayap kanan terjadi di sebuah toko Wallmart di El Paso, Texas, AS. Sebanyak 23 orang meninggal dalam penembakan tersebut, kebanyakan merupakan warga Latin-Amerika. Pelakunya dalah Patrick Wood Crusius. Ia menyebut penembakan Muslim di Christchurch di atas sebagai inspirasi.
Penembakan Spa di Atlanta (2021)
Pada 16 Maret 2021, sebanyak delapan orang ditembak mati di tiga tempat spa di Atlanta Georgia, AS. Enam diantaranya adalah warga keturunan Asia. Robert Aaron Long, sang pelaku, mengaitkan kencaduan seksual yang dituduhkan pada para pekerja sala Asia itu bertentangan dengan ajaran Kristen yang ia anut sebagai alasan pembunuhan. Pemerintah AS kemudian mengategorikan pembunuhan itu merupakan kejahatan berdasarkan kebencian rasial.
Penembakan Supermarket di Buffalo (2022)
Seorang pria kulit putih membunuh 10 orang dan melukai tiga lainnya dalam pembantaian yang dilakukan di area supermarket Tops di Buffalo, New York, AS. Payton Gendron, sang pelaku menuliskan manifesto pro supremasi kulit putih dan menyatakan penembakan Muslim di Christchurch sebagai inspirasi. Ia juga menyiarkan aksinya melalui Twitch.