Sains

'Hobbit' Masih Hidup di Flores?

Pada 2003, sejumlah tulang belulang sejenis manusia kuno dengan tubuh yang relatif mini ditemukan di gua Liang Bua di Flores, Nusa Tenggara Timur. Homo floresiensis, nama spesies tersebut yang kemudian akrab juga disapa "hobbit" mengacu makhluk kerdil dari kisah the Lord of The Ring.

Bukti paling awal dari "hobbit" yang menggunakan gua tersebut berasal dari 50.000 tahun yang lalu. Sementara manusia modern tidak muncul di Flores sampai 47.000 tahun yang lalu. Makhuk itu tingginya hanya sekitar 106 sentimeter, dan merupakanh pembuat alat berotak kecil dan berkaki besar, tanpa diketahui dari mana akar evolusinya.

Pada 2014, para arkeolog juga menemukan situs lain di Mata Menge, Flores dengan fosil mandibula dan gigi dari hominid yang berusia sekitar 700.000 tahun yang lalu. Tulang-tulang ini diperkirakan berasal dari populasi H. floresiensis yang jauh lebih tua. Alat-alat batu juga ditemukan di lokasi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Iustrasi artistik H. floresiensis. (wikimedia common)
Iustrasi artistik H. floresiensis. (wikimedia common)

Spesies itu disebut sudah punah sejak lama. Tapi benarkah demikian?

Dalam buku terbarunya, Gregory Forth, seorang antropolog dari Universitas Alberta, berpendapat bahwa laporan tentang "manusia kera" di Flores bisa jadi merupakan penampakan nenek moyang manusia purba yang masih hidup hingga sekarang.

"Kita benar-benar tidak tahu kapan spesies ini punah atau berani saya katakan, kami bahkan tidak tahu apakah itu punah," kata Forth kepada Live Science edisi April 2022. "Jadi ada kemungkinan spesies itu masih hidup."

Forth mengklaim telah melakukan penelitian lapangan antropologis di Flores, pulau dengan populasi sekitar 2 juta jiwa, sejak tahun 1984. Sejak lama, ia mendengar cerita-cerita lokal tentang makhluk-makhluk humanoid kecil berbulu yang hidup di hutan.

Dia menulis tentang kisah-kisah ini dalam penelitiannya sampai tahun 2003, ketika H floresiensis ditemukan. "Saya mendengar tentang makhluk mirip manusia kecil yang serupa di wilayah bernama Lio, yang dikisahkan masih hidup, dan orang-orang memberi penjelasan tentang seperti apa rupa mereka," kata Forthdalam bukunya, Between Ape and Human: An Anthropologist on the Trail of a Hidden Hominoid (Pegasus Books, 2022).

Forth menuturkan sebuah wawancara dengan seorang pria yang mengatakan bahwa yang bersangkutan pernah membuang mayat makhluk yang bukan monyet tapi juga bukan manusia dengan rambut lurus berwarna terang di tubuhnya, hidung yang berbentuk bagus, dan sebuah rintisan ekor. Selama bertahun-tahun, Forth mengumpulkan 30 laporan saksi mata tentang makhluk yang menurutnya sesuai dengan deskripsi H. floresiensis.

Di lain pihak, para ahli yang juga meneliti H. floresiensis menyatakan skeptis. "Bahwa ada primata lain yang bersembunyi di pulau sekecil Flores sangat kecil kemungkinannya, mendekati nol kata John Hawks, paleoantropologi di University of Wisconsin, Madison.

Sementara Elizabeth Veatch, seorang zooarkeologis di Smithsonian National Museum of Natural History yang memelajari H. floresiensis menilai kesaksian temuan di Flores bisa jadi hanya rekaman oral yang bertahan ribuan tahun.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Tentang sejarah Tanah Air, dunia, dan peradaban Islam.