Peran Para Sahabat Menjaga Alquran
SejarahSejak diturunkan kepada Rasulullah SAW 14 abad silam, umat Islam meyakini bahwa Alquran tak berubah. Ia terjaga kemurniannya tanpa campur tangan manusia. Ada sejumlah sahabat Rasulullah yang berperan besar menjaga hal tersebut. Menjelang waktu-waktu Nuzulul Quran Ramadhan ini, mari mengenang mereka.
Para ahli membaca Alquran
Rasulullah bersabda dalam Hadits Riwayat Bukhari berpesan agar umat Islam mengambil bacaan Alquran dari empat orang. Mereka adalah Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Ubay bin Ka'ab, serta Salim yang merupakan bekas budak Abu Hudzaifah.

Selain karena kuat hafalan Alqurannya, pelafalan para sahabat tersebut dinilai paling presisi. Dari para sahabat itu, cara membaca Alquran dipelihara dan menyebar ke berbagai belahan dunia. Di Indonesia, misalnya, mayoritas membaca dengan Qiraat Asim dari Riwayat Hafs yang mengacu pada cara membaca Abdullah bin Mas'ud.
Para pencatat Alquran
Pada masa Rasulullah, sudah ada sejumlah sahabat yang mulai mencatat naskah Alquran dalam berbagai medium. Diantaranya di tulang unta, pelepah, dan perkamen dari kulit. Di antara para penulis yang ternama adalah Zaid bin Tsabit yang terkenal cerdas dan menguasai banyak bahasa.
Selain itu ada juga Muawiyah bin Abi Sufyan, Ubay bin Ka'ab, dan Zubair bin Awwam.Yang perannya tergolong krusial adalah juga Ummu Waraqah binti Abdullah. Saat Khalifah Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit mengumpulkan Alquran, ia meminta catatan Ummu Waraqah jadi salah satu rujukan.
Para penghimpun Alquran
Sahabat yang terkenal mengusulkan dihimpunnya Alquran adalah Umar bin Khattab. Ia bersikeras mengajukan gagasan itu pada Khalifah Abu Bakar mengingat gugurnya sejumlah penghafal Alquran dalam Pertempuran Yamamah. Meski awalnya keberatan, Abu Bakar kemudian setuju dan menunjuk Zaid bin Tsabit menjadi ketua panitia.
Saat itu naskah yang dikumpulkan benar-benar harus diverifikasi keabsahannya. Seluruh kemungkinan masuknya salah ingat para sahabat disingkirkan dengan silang periksa. Pada akhirnya, naskah yang terhimpun kemudian dijaga oleh janda Rasulullah Hafsah binti Umar.
Saat mulai muncul terlalu banyak cara membaca Alquran di berbagai wilayah taklukan Islam, Khalifah Utsman bin Affan kemudian meminjam naskah itu dan menambahkan tanda-tanda huruf dan bacaan awal agar tak terjadi kerancuan cara baca. Mushaf Utsman itu kemudian diperbanyak dan di sebar ke berbagai wilayah sementara mushaf-mushaf lainnya dimusnahkan untuk menjaga keseragaman Alquran.
